Impact Social Media |
Salah satu bentuk teknologi
untuk saling bisa berinteraksi antar manusia secara personal adalah melalui Media Sosial, antara lain facebook, twitter, instagram,
path, line, ask.fm, vine, youtube, gmail, yahoo mail dan masih banyak lagi yang
lainnya. Sarana teknologi informasi ini bisa digunakan dan dapat di akses oleh
seluruh masyarakat dengan tidak membeda-bedakan kelas, ras, agama, dan
golongan.
Media Sosial tak hanya memberikan manfaat melainkan juga bisa
memberikan dampak buruk bagi penggunanya, salah satunya adalah
depresi. Berikut adalah 5 (Lima) Fakta Menarik Tentang Depresi Akibat
media sosial.
1. Jejaring Sosial Memicu Emosi Berlebihan
Menggunakan media
sosial bisa
memicu banyak emosi pada penggunanya. Meski jejaring sosial hanya
sebatas aktivitas maya, namun dampaknya tentu sangat nyata terhadap emosi
penggunanya. Jika emosi yang terus didapatkan oleh pengguna
adalah emosi negatif, maka ke depannya akan memicu depresi.
Tak jarang juga jejaring sosial menyebabkan pertengkaran antar
pasangan, teman baik bahkan keluarga. Dampak jejaring
sosial yang begitu besar terhadap pengguna yang sudah terlanjur
kecanduan bisa sangat serius hingga mempengaruhi emosi
mereka dan bisa menyebabkan depresi.
2. Masalah Kelainan Mental
Sebenarnya depresi akibat jejaring sosial adalah
masalah kesehatan mental yang serius. Namun sayangnya hingga saat ini depresi
yang disebabkan oleh jejaring sosial belum diakui sebagai
masalah atau kelainan mental. Meski depresi akibat jejaring sosial
belum diakui dan dicatat sebagai salah satu masalah kelainan mental,
namun depresi ini sangat nyata dan bisa terjadi pada siapa
saja, terutama generasi muda saat ini yang sangat akrab dengan penggunaan
jejaring sosial.
3.Ketergantungan Penggunaan
Depresi yang disebabkan oleh jejaring sosial dipengaruhi oleh penggunaan
jejaring sosial itu sendiri. Cara seseorang memperlakukan jejaring sosial
sebagai bagian dari hidupnya mempengaruhi apakah dia akan mudah mengalami
depresi yang disebabkan oleh jejaring sosial. Misalkan jika Anda
menggunakan jejaring sosial hanya untuk berkomunikasi dengan teman, untuk
memantau kehidupan seseorang, atau untuk bersenang-senang saja.
Semakin serius seseorang memperlakukan jejaring sosial, maka semakin serius
juga dampaknya terhadap emosi orang tersebut. Menganggap jejaring sosial
sebagai hal yang terlalu penting bisa membuat seseorang rentan terkena
depresi akibat jejaring sosial.
4. Depresi Disebabkan Kepura-Puraan
Alasan lain mengapa jejaring sosial bisa menyebabkan depresi
adalah karena banyak orang yang hanya pura-pura bahagia ketika menciptakan
identitas dan citra diri mereka di dunia maya. Sangat jarang orang yang
benar-benar menunjukkan hidup mereka apa adanya di jejaring sosial. Hal semacam
ini juga bisa menyebabkan depresi terhadap orang lain karena menganggap
kehidupannya tak sebaik Anda. Tanpa sadar, kepura-puraan yang ada di jejaring
sosial menyebabkan banyak orang menjadi depresi karena saling membandingkan
kehidupan satu sama lain.
5. Jangan Bandingkan Diri Dengan Orang Lain
Salah satu hal yang
disarankan oleh para ahli adalah penggunaan jejaring sosial secara wajar.
Jangan menjadikan jejaring sosial sebagai hidup Anda, karena kehidupan Anda
sesungguhnya bukan di dunia maya dan tidak tercermin dari apa yang Anda
perlihatkan di jejaring sosial. Selain itu, para ahli juga menyarankan untuk
tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain karena inilah pemicu depresi
yang paling besar. Komunikasi secara langsung lebih penting daripada hanya
mengandalkan jejaring sosial. Jangan jadikan komunikasi lewat jejaring sosial sebagai
kebutuhan pribadi Anda. Bagi para pengguna jejaring sosial, depresi akibat
jejaring sosial tampaknya hal yang remeh. Namun Anda tak pernah tahu kapan
depresi tersebut bisa benar-benar mempengaruhi kesehatan mental dan bahkan
memicu banyak orang untuk melakukan tindakan fatal hanya karena dampak dari media
sosial.
Salam Hangat :)
0 komentar:
Posting Komentar