Rabu, 25 Februari 2015

SCRUM

0


ilustrasi

Mengenal Metodologi Scrum
Scrum adalah suatu framework yang bersifat iteratif dan incremental dalam manajemen proyek yang berbasis agile software development (salah satu tipe software engineering). Fokus utama Scrum adalah manajemen pengembangan produk.
Sekitar tahun 1986 Hirotaka Takeuchi dan Ikujiro Nonaka mengembakan suatu solusi dalam pengembangan produk komersial yang dapat meningkatkan kecepatan dan flesibilitas dimana ini didasarkan pada studi kasus industri manufacturing, automative, komputer, photocopier dan printer. Metode ini mereka sebut dengan pendekatan holistic atau rugby.
Sedangkan DeGrace dan Stahl pertama kali memperkenalkan istilah Scrum pada metodologi rugby pada tahun 1991. Istilah metodologi Scrum diperkenalkan pada workshop Business Object Design and Implementation yang merupakan bagian OOPSLA pada tahun 1995 dimana Sutherland dan Schwaber membawakan makalah mengenai metodologi Scrum.
Beberapa orang istilah Scrum kadang ditulis dengan SCRUM (semua huruf besar) walaupun SCRUM bukanlah suatu singkatan tertentu.
Scrum Roles
Pada implementasi metodologi Scrum pembagian team dibagi menjadi tiga role yaitu
•    Product Owner
•    ScrumMaster
•    Team
Product owner mewakili suara customer dan bertanggungjawab terhadap team yang akan mengimplementasi dari requirement ke implementasi. Product owner biasanya menulis daftar fitur produk berdasarkan diskusi dalam model user story dan memperioritaskan daftar fitur yang dimasukkan kedalam product backlog. Satu team Scrum akan mempunyai satu product owner dan juga anggota team development. Direkomendasikan bahwa role product owner tidak digabungkan dengan role ScrumMaster.
ScrumMaster bertugas untuk membawa team dari hambatan-hambatan dalam pengembangan produk. ScrumMaster bertanggungjawab atas kemajuan pengembangan produk.
Team yang bertanggungjawab dalam realisasi produk jadinya. Biasanya satu team terdiri sampai 5-9 orang dengan ketrampilan yang dimiliki bervariasi yaitu analisa, desain, develop, test, technical communication hingga dokumentasi. Setiap anggota team dituntut untuk bekerja sendiri dan mengatur manajemen sendiri dalam koridor dalam satu team.
     
       SEJARAH
Scrum pertama kali didefinisikan sebagai "strategi, pengembangan produk fleksibel holistik di mana tim pengembangan bekerja sebagai sebuah unit untuk mencapai tujuan bersama" sebagai lawan dari "pendekatan tradisional, sekuensial" pada tahun 1986 oleh Hirotaka Takeuchi dan Ikujiro Nonaka dalam "New New Produk Game Development ".
Hirotaka Takeuchi dan Ikujiro Nonaka kemudian berpendapat dalam "Perusahaan Pengetahuan Menciptakan" baik oleh Ikujiro Nonaka dan Hirotaka Takeuchi bahwa itu adalah bentuk "penciptaan pengetahuan organisasi, terutama baik di membawa tentang inovasi terus menerus, bertahap dan spiral".
Para penulis menggambarkan pendekatan baru untuk pengembangan produk komersial yang akan meningkatkan kecepatan dan fleksibilitas, berdasarkan studi kasus dari perusahaan-perusahaan manufaktur di industri otomotif, mesin fotokopi dan printer. Mereka menyebut holistik atau pendekatan rugby, karena seluruh proses dilakukan oleh satu tim lintas-fungsional di fase tumpang tindih beberapa, di mana tim "mencoba untuk pergi jarak sebagai satu unit, melewati bola bolak-balik".
Dalam rugby, sebuah scrum mengacu pada cara restart permainan setelah pelanggaran kecil. Pada awal 1990-an, Ken Schwaber digunakan apa yang akan menjadi Scrum di perusahaan itu, Metode Pengembangan Lanjutan, dan Jeff Sutherland, dengan John Scumniotales dan Jeff McKenna, mengembangkan pendekatan yang serupa di Perusahaan Easel, dan adalah yang pertama untuk menyebutnya menggunakan single Kata Scrum.
Pada tahun 1995, Sutherland dan Schwaber bersama-sama mempresentasikan sebuah makalah yang menjelaskan metodologi Scrum di Desain Obyek Bisnis dan Lokakarya Implementasi diselenggarakan sebagai bagian dari Berorientasi Objek Sistem Pemrograman,, Bahasa & Aplikasi '95 (OOPSLA '95) di Austin, Texas, pertama publik presentasi. Schwaber dan Sutherland berkolaborasi selama tahun berikutnya untuk menggabungkan tulisan-tulisan di atas, pengalaman mereka, dan industri praktek terbaik ke dalam apa yang sekarang dikenal sebagai Scrum.
Pada tahun 2001, Schwaber bekerja dengan Mike Beedle untuk menggambarkan metode dalam buku Pengembangan Perangkat Lunak Agile dengan Scrum.
Pendekatan untuk perencanaan dan pengelolaan proyek adalah dengan membawa pengambilan keputusan wewenang kepada tingkat sifat operasi dan kepastian.
Meskipun kata tersebut tidak akronim, beberapa perusahaan melaksanakan proses telah dikenal untuk mengejanya dengan huruf kapital sebagai scrum. Hal ini mungkin karena salah satu dari awal tulisan Ken Schwaber, yang dikapitalisasi scrum dalam judul.


                            Hasil gambar untuk SCRUM

karakteristik
-          ukuran tim yang kecil melancarkan komunikasi, mengurangi biaya, dan memberdayakan satu sama lain
-          proses dapat beradaptasi terhadap perubahan teknis dan bisnis
-          proses menghasilkan beberapa software increment
-          pembangunan dan orang yang membangun dibagi dalam tim yang kecil
-          dokumentasi dan pengujian terus menerus dilakukan setelah software dibangun
-          proses scrum mampu menyatakan bahwa produk selesai kapanpun diperlukan

Scrum memiliki aktifitas yang meliputi
1). Backlog
Backlog adalah daftar kebutuhan yang jadi prioritas klien, dan daftar yang dibuat dapat bertambah
2). Sprints
Aktifitas Sprints merupakanunit pekerjaan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dalam backlog sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam time-box (biasanya 30hari). Selama proses ini berlangsung backlog tidak ada penambahan.
3). Scrum Meetings
Aktifitas Scrum Meeting merupakan pertemuan yang rutin dilakukan perhari untuk evaluasi apa yang dikerjakan, hambatan yang ada, dan target penyelesaian untuk bahan meeting selanjutnya.
4). Demo
Aktifitas Demo adalah penyerahan software increment ke klien didemonstrasikan dan dievaluasi oleh klien.

      kekurangan dan kelebihan
1). Kelebihan
-          Keperluan berubah dengan cepat
-          Tim berukuran kecil sehingga melancarkan komunikasi, mengurangi biaya dan memberdayakan satu sama lain
-          Pekerjaan terbagi-bagi sehingga dapat diselesaikan dengan cepat
-          Dokumentasi dan pengujian terus menerus dilakukan setelah software dibangun
-          Proses Scrum mampu menyatakan bahwa produk selesai kapanpun diperlukan
2). Kekurangan
Developer harus selalu siap dengan perubahan karena perubahan akan selalu diterima.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com