A. Pengertian
Iklan
Periklanan
sebagai bagian
dari ilmu komunikasi, dalam hal ini komunikasi pemasaran, didefinisikan secara
berbeda-beda oleh para ahli.
Kotler (2002:658) mendefinisikan
periklanan sebagai suatu bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi mengenai
gagasan, barang, atau jasa, yang dibayar oleh sponsor tertentu.
Pujianto (2001 : 3-4)
mengemukakan bahwa iklan merupakan sarana komunikasi produk melalui berbagai
media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk menyetujui dan
mengikutinya.
Jefkins (1997 : 18) dalam
Pujianto (2003 : 97) mengemukakan bahwa iklan merupakan media informasi yang
dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinil, serta
memiliki karakteristik tertentu dan persuasive sehingga konsumen dan khalayak
secara sukarela terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang
diinginkan pengiklan.
Iwan Ramelan (2007 : 1)
mendefinisikan periklanan adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan pembuat
barang, atau pemasok jasa dengan masyarakat banyak atau sekelompok orang
tertentu yang bertujuan untuk menunjang upaya pemasaran. Komunikasi dilakukan
dengan menggunakan gambar, suara atau kata-kata, gerak atau bau yang disalurkan
melalui media atau secara langsung.
B. Ciri-ciri
Iklan
Iklan mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1.
Penyajian
publik (public presentation)
Iklan
merupakan bentuk komunikasi public yang paling dikenal oleh masyarakat,
sehingga produksi yang diiklankan tersebut memberikan penawaran yang standar.
Karena setiap orang menerima pesan yang sama.
2.
Daya
serap yang tinggi (pervasiveness)
Iklan
merupakan suatu media yang mempunyai daya serap tinggi, karena memungkinkan
penjual untuk mengulang-ulang pesan mereka. Pesan memungkinkan pembeli untuk
membanding-bandingkan dengan tawaran dari penjual lainnya.
3.
Menunjukkan
ekspresi (amplified expressiveness)
Iklan
memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk mengungkapkan produknya melalui
lukisan yang indah, bunyi, maupun warna. Kadang alat ini berhasil dalam
pengekspresiannya tetapi meleset dari pesan.
4.
Tidak
melakukan hubungan langsung (impersonality)
Iklan
tidak melakukan hubungan langsung dengan konsumen, oleh karena itu konsumen
tidak merasa berkewajiban untuk memberikan perhatian dan tanggapannya terhadap
iklan tersebut. Selain itu, iklan juga dapat digunakan untuk membangun citra suatu produk dan akan memacu
penjualan produk dengan cepat.
C. Proses
Manajemen Periklanan
Suatu iklan yang menarik, seperti
yang telah ada di televisi atau majalah, merupakan hasil upaya gabungan dari
berbagai bagian atau orang-orang yang terlibat dalam periklanan. Empat kelompok utama yang terlibat dalam keseluruhan
proses periklanan adalah :
1)
Pengiklan
(Perusahaan dan organisasi yang beriklan).
2)
Biro-biro
iklan.
3)
Perusahaan
produksi iklan yang independen.
4)
Media
periklanan.
Strategi periklanan melibatkan empat aktivitas utama, sebagaimana akan
diulas pada uraian masing-masing secara tersendiri dibawah ini, yaitu :
·
Menetapkan
tujuan periklanan
·
Memformulasikan
anggaran periklanan
·
Menciptakan
pesan iklan
·
Menyeleksi
media dan alat komunikasi iklan
Implementasi strategi periklanan
berhubungan dengan taktik dan aktivitas sehari-hari yang harus dilaksanakan
dalam beriklan. Adapun skema proses manajemen periklanan terdapat pada gambar
di bawah ini.
Pengukuran efektivitas periklanan
merupakan aspek penting. Evaluasi hasil yang telah diperoleh memungkinkan untuk
menentukan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya apakah sudah tercapai. Untuk
mengevaluasi efektivitas periklanan diperlukan ukuran-ukuran dasar yang harus
ditetapkan sebelum beriklan.
D. Menyusun
dan Menetapkan Tujuan Periklanan (Advertising Objective)
Tujuan periklanan adalah
pernyataan spesifik yang diupayakan akan dicapai dari iklan. Tujuan iklan
didasarkan pada situasi persaingan terkini, atau antisipasi terhadap masalah
yang dihadapi oleh merk/produk, atau peluang-peluang yang akan diraih.
Terdapat tiga alasan pentingnya
menyusun tujuan periklanan terlebih dahulu sebelum membuat keputusan yang
berkaitan dengan seleksi pesan dan penetapan media yang akan digunakan, yaitu:
1)
Tujuan
periklanan merupakan ekspresi konsensus manajemen.
2)
Tujuan
menjadi aspek penentuan anggaran, pesan dan media periklanan suatu merek.
3)
Tujuan
periklanan menyediakan standar perbandingan hasil yang kuantitatif dan pasti
atas apa yang hendak dicapai dari suatu iklan.
Kriteria penetapan tujuan
periklanan yang baik yaitu:
1)
Tujuan
harus mencangkup suatu pernyataan yang pasti tentang siapa (who), apa (what),
kapan (when), dan seberapa sering (how much).
2)
Tujuan
harus kuantitatif dan dapat diukur.
3)
Tujuan
harus menyebutkan jumlah perubahan yang diinginkan untuk dicapai.
4)
Tujuan
harus realistis.
5)
Tujuan
harus konsisten secara internal.
6)
Tujuan
harus jelas dan tertulis
E. Anggaran
Periklanan
Penetapan anggaran untuk iklan
merupakan keputusan penting yang harus dibuat oleh pengiklan. Apabila jumlah
dana yang dibelanjakan untuk iklan terlalu sedikit, maka volume penjualan tidak
akan mencapai titik optimal, sedangkan jika jumlah dana yang digunakan untuk
iklan terlalu banyak, maka pengeluaran terhadap hal-hal yang tidak perlu akan
mengurangi keuntungan.
Shimp (2003 : 387) menguraikan
konsep fungsi respons-penjualan-periklanan
(advertising-sales-response function) bahwa jumlah penjualan tidak semata-mata
dipengaruhi oleh banyak faktor lain (seperti kualitas pelaksanaan iklan,
intensitas upaya periklanan oleh pesaing, serta cita rasa pelanggan terhadap
berbagai hal).
0 komentar:
Posting Komentar